CerCa #3 -My Dream Challange

Hallo Friends

Kembali lagi dengan Caa dalam CerCa (Cerita Caa) yang ke-3.

Alhamdulilla Caa memiliki Dream Challange untuk diri Caa sendiri dimana hal tersebut timbul atas motivasi dari PaUR dan saran dari Ka Nin.

Sebelum mulai mari kita sedikit mengulas perihal Dream atau impian kita. Ingatkah kalian apa yang menjadi impian pertama kalian?.

Sangat normal ketika seorang anak ditanya mengenai impian mereka dimasa mendatang, mereka menjawab profesi yang membuat mereka kagum. Mayoritas dari anak-anak itu menjawab, “Aku ingin menjadi Dokter”, “Aku ingin menjadi Polisi”, “Aku Ingin menjadi Selebriti”, “Aku ingin menjadi Astronot” atau mungkin “Aku ingin menajadi Presiden”.

Bagaimana dengan Caa? Jawaban apa yang Caa berikan ketika Caa ditanya prihal impian Caa? Apa jawaban di atas termasuk ke dalam jawaban Caa?.

Entahlah, pola pikir Caa dimasa kanak-kanak dulu adalah Caa ingin hidup damai dan tentram tanpa gangguan apapun, Happy Ending. Caa ingin menjadi seorang Princess. Sangat terdengar kekanak-kanakan bukan? Namun impian kecil itu membuat ambisi dalam diri Caa membara.

Bagaimana cara Caa menyalurkan ambisi dari impian yang terdengar kekanak-kanakan tersebut? Apa masuk akal? Masikah Impian sepeleh semacam itu berguna di dunia nyata?

Oh ayolah, sudah saatnya kita mengubah pikiran-pikiran yang terdengar kuno itu. Mengapa selalu mempertanyakan hal yang terdengar terlalu imajinatif? Bukankah pada tahun 1600 Listrik hanyalah sebatas studi khusus yang disampaikan oleh William Gilbert. Jadi tentu saja Caa juga mempunyai cara jitu tersendiri dalam menyalurkan apa yang Caa sukai.

Caranya ialah, dengan menjadi karakter lain, bersikap dan berlaku layaknya karakter tersebut. Caa dikenalkan pada hal ini ketika Caa harus mengikuti sebuah lomba cerita pada saat kelas 3 sekolah dasar, dimana pada cerita itu mengisahkan seorang putri yang membangkang kepada orang tuanya.

Caa memakai pakaian putri Keraton Solo, bertindak dan berperilaku layaknya seorang putri yang ada dalam cerita yang Caa bawakan. Entah bagaimana Caa sangat menikmati saat Caa menjadi karakter baru, seolah pembentukan karakter tersebut yang terjadi dalam diri Caa membuat Caa ingin menjadi karakter lain. Setelahnya Caa terus mengikuti lomba-lomba dimana Caa bisa menjadi karakter lain seperti lomba Cerita atau Puisi.

Terkadang Caa menjadi seorang Putri, terkadang Caa menjadi seorang pahlawan, terkadang Caa bahkan menjadi seorang nenek yang rentan. Caa sungguh menikmati saat-saat yang Caa lewati kala itu.

Namun terkadang Caa tidak puas akan cerita yang Caa bawakan. “Mengapa harus memiliki konflik seperti ini?”, “Mengapa harus berakhir seperti ini”, “Mengapa tidak dibuat seperti ini saja”. Hal itu mendorong Caa yang pada akhirnya menulis Cerpen Caa sendiri, Caa pikir itu terjadi ketika Caa berada di kelas 5 sekolah dasar.

Menulis jadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan dimana dengan menulis Caa mampu menciptakan kisah-kisah dari imajinasi Caa sendiri, Caa mampu membuat karakter-karakter sesuai keinginan Caa. Menulis mampu membuat jantung Caa berdebar lebih kencang, terpacu seolah ada gemuruh halilintar yang tengah memacu dengan acuh tak acuh. Sang jantung yang memberi sensasi menarik itu benar-benar tidak bertanggung jawab dan membuat Caa kian makin jatuh hati saja.

Caa cinta menulis. Dengan menulis Caa mampu membuat karakter dengan kisah mereka sendiri namun Caa tidak bisa menjadi karakter tersebut. Caa puas namun tetap ada sisi kosong dalam diri Caa.

Bagaimana Cara mengatasi sisi kosong tersebut? Kekosongan yang justru memunculkan inspirasi dan motivasi untuk diri sendiri.

Kalian ingin tau?

Kalau begitu mari kita kunjungi Part 2 dari CerCa Caa pada : CerCa #4 -My Dream Challange Part 2.

See You……

One Response

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.